Program Studi Teknologi Pangan FTI UAD Berpartisipasi Pada International conference on engineer and applied technology (ICEAT)
(TP) International conference on engineer and applied technology (ICEAT) merupakan seminar yang membahas tentang penerapan teknologi. Seminar yang perdana dilaksanakan ini digagas oleh Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) se-Indonesia yang diselenggarakan di Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat pada tanggal 29-30 November 2017. Seminar yang diawali dengan keynote speaker dari negeri paman sam, Australia ini menyampaikan tentang green product dan dampak yang akan ditimbulkan untuk lingkungan. Bergabung sesuai dengan bidang keilmuan masing-masing merupakan kegiatan selanjutnya setelah penyampaian dari keynote speaker. Beberapa dosen yang telah berpartisipasi dari berbagai bidang, seperti bidang Teknik Arsitektur, Teknik Industri, Teknik Informatika, dan bidang lainnya.
PTM baru pertama kali dihadiri oleh program studi Teknologi Pangan (TP) sehingga TP bergabung dengan program studi Teknik Industri karena TP belum memiliki bidang tersendiri dalam kegiatan PTM tersebut. “Berhubung TP baru pertama kali bergabung dengan PTM, sehingga TP bergabung dengan Teknik Industri. Mungkin, dalam PTM se-Indonesia baru ada TP di Universitas Ahmad Dahlan dan yang kebetulan berpartisipasi dalam kegiatan tersebut,” papar Titis sapaan akrabnya. TP mendelegasikan tiga dosen diantaranya Ika Dyah Kumalasari, Ph.D., Titisari Juwitaningtyas, STP., M.Sc., dan Amalya Nurul Khairi, STP., M.Sc.
Seminar ini mendapatkan kumpulan berbagai jurnal dari peserta yang telah berpartisipasi. “Peserta mempresentasikan dalam bentuk paper atau jurnal kemudian dibukukan menjadi book of abstract,” jelas Titis dosen lulusan UGM. “Fish handling merupakan penelitian yang saya ajukan yang ditujukan untuk konsumen dalam penanganan ikan secara manual,” lanjutnya. “Karena PTM adalah Universitas islam dan saya harap umat muslim mampu menjadi prioner dalam mengedepankan berbagai disiplin ilmu masing-masing sehingga bisa membagikan ilmu kepada khalayak. Semoga riset untuk kedepannya lebih inovatif dan jurnal bisa memiliki nilai yang lebih bermakna lagi,” tutupnya. (sch). /Edit (ns)