World food Day (WFD) 2022 kali ini diadakan oleh tiga Universitas yaitu UAI, UAD dan UMB. Kegiatan tahunan ini kembali hadir untuk memperingati hari pangan sedunia yang telah berlangsung dari tahun 2019. Kegiatan WFD merupakan kolaborasi antara tiga Program Studi Teknologi Pangan dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Universitas Ahmad Dahlan (UAD), dan Universitas Muhammadiyah Bandung (UMB).
Pada kesempatan kali ini, ketua panitia Lukman Azis, S.TP., M.Sc. menyampaikan juga bahwa kegiatan ini tidak hanya melibatkan dosen, namun juga mahasiswa dari masing-masing program studi. Terdapat sekitar 10 mahasiswa dan juga 9 dosen yang terlibat dalam kegiatan hari ini yang menjadi panitia. Persiapan kegiatan Webinar WFD sekitar satu bulan dengan jumlah peserta yang melakukan registrasi yaitu 583 peserta, dan peserta yang hadir mencapai kurang lebih 500 orang. Selain secara online dengan menggunakan zoom, peserta juga dapat menyaksikan melalui melalui layar YouTube secara live streaming. Webinar WFD tahun 2022 ini mengusung tema yang menarik yakni tema tentang pangan fungsional yang berjudul Food : Trends and challenge. Pemilihan tema tersebut dilatarbelakangi oleh kondisi dunia saat ini yang kita ketahui bersama sedang dalam keadaan tidak baik baik saja, khususnya terkait dengan kondisi kesehatan global. Penggiat pangan fungsional ini pasti menghadapi berbagai macam hal, baik dalam proses pengembangan produknya maupun pengenalannya di masyarakat. Oleh sebab itu, mengetahui trends and challenges penting untuk kita simak bersama dan kita bahas bersama dalam webinar WFD tahun ini.
WFD 2022 juga dihadiri oleh pimpinan universitas yang terlibat yaitu UAD, UAI dan UMB. Masing-masing sambutan dari rektor menyoroti terkait pangan fungsional. Rektor UAI, Prof. Dr.Ir. Asep Saefuddin, M.Sc. dalam sambutanya menyampaikan bahwa pangan memang menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi, pangan menjadi salah satu kebutuhan pokok dari kita sebagai manusia apalagi dikaitkan dengan pangan yang sehat halal, serta yang memiliki fungsi untuk kesehatan atau fungsional food yang sekarang menjadi sangat strategis. Rektor UMB, Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc., IPU. dalam sambutanya menyampaikan tema yang diusung sangat penting, kita mengetahui bahwa pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi dengan sebaik-baiknya, dengan kualitas yang baik dengan jumlah yang cukup namun setiap kelompok masyarakat membutuhkan jenis dan jumlah tentu dengan kualitas yang baik dan berbeda-beda, Oleh sebab itu, kita perlu informasi yang mencerahkan agar kelompok masyarakat yang berbeda-beda dapat mengetahui functional food dan dapat mengaksesnya dapat mengkonsumsi. “Saya berharap kita semua dapat mengetahui manfaat functional food bagi kesehatan dan dapat menyebarluaskan kelebihan dari functional food ini sehingga akan semakin sehat”. Kemudian, dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada kali ini sambutan diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, Rusydi Umar S.T., M.T., Ph.D menyampaikan bahwa Sustainable Development Goals (SDGs) yang ada 17 poin salah satunya adalah Zero hungry artinya dengan adanya pangan ini maka jangan sampai ada yang ketinggalan. “Jadi tidak boleh ada yang sampai kelaparan, mudah-mudahan karena kita sudah membahas pangan fungsional dari bahan pangan lokal yang ada di daerah dan tentunya sudah tersedia sehingga tidak ada yang kelaparan lagi”. Tutur Bapak Rusydi Umar S.T., M.T., Ph.D.
Seminar ini dimoderatori oleh Fahmi Ilman Fahrudi, S.TP., MOFT. yang menyampaikan bahwa World Food Day atau hari pangan sedunia selalu dirayakan setiap tahunnya. Perayaan Hari Pangan Sedunia juga merupakan peringatan untuk kita untuk terus berkontribusi dalam memberikan ide dan gagasan untuk memecahkan masalah pangan baik di sekitar kita maupun dunia, Kemudian, pada kesempatan kali ini Prof. Dr. C. Hanny Wijaya yang merupakan keynote speaker sekaligus Ketua Perhimpunan Penggiat Pangan dan Nutrasetical Indonesia (P3FNI) menyampaikan materi dengan judul Potensi dan peran pangan fungsional menghadapi krisis pangan, bagaimana peran pangan fungsional untuk menghadapi era krisis, bagaimana inovasi, kesinambungan pangan dan peran pangan fungsional. Salah satu cara mengatasi krisis pangan adalah menggunakan pangan berbasis tumbuhan serta penggunaan pangan secara efisien, No waste policy, dan pangan yang ramah lingkungan.
Narasumber dari Direktorat Standarisasi Pangan Olahan BPOM RI Ibu Sofhiana Dewi, S.TP., .M.Si, menyampaikan bahwa Perubahan gaya hidup, perkembangan IPTEK, kesadaran tentang hubungan antara pangan dan kemungkinan timbulnya penyakit, serta peningkatan kesejahteraan, membuat konsumen selektif memilih pangan. Hal ini merupakan tantangan perusahaan pangan untuk melakukan inovasi. Peran pemerintah ada 2, baik melindungi konsumen dari pangan tidak aman atau pangan yg dalam labelnya ada keterangan yg menyesatkan serta mewujudkan perdagangan yang adil dan bertanggung jawab. Dalam menjalankan peran tersebut, BPOM melakukan regulasi terkait pangan olahan berklaim. Pembicara selanjutrnya adalah Alvin Yonathan Budiman, S.TP, dari PT Lautan Natural Krimerindo menyampaikan bahwa pangan fungsional adalah pangan olahan maupun segar yang mengandung komponen bermanfaat untuk meningkatkan fungsi fisiologis tertentu atau mengurangi risiko sakit yang dibuktikan berdasarkan kajian ilmiah harus menunjukkan manfaat dengan jumlah yang bisa dikonsumsi serta jumlah yang biasa sebagai bagian dari pola makan sehari-hari. Pertumbuhan functional food makin lama makin meningkat disebabkan oleh populasi yang meningkat, selain enak juga sehat, kesadaran masyarakat akan kesehatan makin meningkat. Lifestyle, natural and organic trends, preservative therapies and alternative medication trends, increasing preservative and health spending.
Pembicara pamungkas pada acara ini adalah Assoc. Prof. Yaya Rukayadi menyatakan bahwa tahun 2050, kita menghadapi tantangan climate change serta pertambahan penduduk. Oleh karena itu, kita harus mencari bahan makanan yg baru atau mencari bahan makanan yg telah dilupakan oleh kita. Functional food sendiri fungsinya adalah untuk fungsi kesehatan, bagaimana untuk dapat mendapatkan fungsi kesehatan? Salah satunya adalah dengan mendapatkan active compound sehingga mendapatkan functional seperti antimikrobial, antioksidan, antidiabetic, antikanker, antiinflamasi. Aplikasi fuctional food bisa dipakai sebagai natural antimikrobial, functional food, drug and development. Selain itu juga banyak komponen functional yang bisa kita dapatkan dari makanan contoh lycopene, inulin, flavanol, sulforaphane and etc. Banyak pangan disekitar kita yang kita lupakan padahal memiliki banyak manfaat seperti guinoa, buni, kenikir, dll.