2 Tim Terdiri Dari 4 Dosen Teknologi Pangan FTI UAD Lolos Pendanaan Kemenristekdikti
(TP) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menyelenggarakan acara tahunan untuk seluruh Universitas di Indonesia. Kegiatan yang bertajuk Pendanaan penelitian dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat KEMENRISTEK-DIKTI ini dikhususkan untuk tenaga pengajar yaitu Dosen. Proses pengajuan proposal penelitian menjadi pembuka sebagai proses seleksi baik untuk tim maupun individu. Kemudian dilanjutkan dengan penelitian dengan kurun waktu sekitar 10 bulan dan terkahir dilakukan pelaporan pada batas akhir waktu dengan waktu yang telah diitentukan. Dosen yang telah lolos dalam proses seleksi tersebut akan diberikan arahan untuk tahapan berikutnya yang berlangsung di Aula Islamic Center Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan pada 05 April 2018.
Program Studi Teknologi Pangan (TP), ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut dengan mengikutsertakan dua tim sekaligus, yakni tim pertama dari Titisari Juwitaningtyas, STP., M.Sc. dan Amalya Nurul Khairi, STP., M.Sc. kemudian tim kedua dari Hari Hariyadi, SP., M.Sc. dan Wahidah Mahanani Rahayu, STP., M.Sc. kedua tim tersebut lolos dan berhasil didanai oleh dikti.
Tim yang pertama, Titis dan Amalya biasa disapa, mengusung fortifikasi mie basah menggunakan ekstrak daun gambir. Seperti yang diketahui daun gambir memiliki beragam manfaat salah satunya yaitu kaya akan kandungan gizi khususnya antioksidan yang berguna untuk menangkal radikal-radikal bebas yang dapat menyebabkan kanker, sehingga dengan dicampurkannya dengan mie basah, konsumen penikmat mie basah akan merasakan manfaat dari antioksidan alami tersebut. Selain itu, manfaat lainnya adalah dapat memperpanjang umur penyimpanan bagi mie basah.
“Ide ini tercetus karena selama makan mie basah, gizi yang terkandung didalamnya masih sangat sedikit dan penggunaan pengawet kimia seperti formalin yang digunakan untuk mengawetkan mie basah dan masa simpan mie basah menjadi menjadi pendek,” jelas Titis. “Alhamdulillah, bersyukur diberikan amanah untuk tetap berkarya dan berkontribusi dalam keilmuan Teknologi Pangan,” lanjutnya.
Sedangkan tim kedua, Hari dan Wahidah sapaan akrabnya, mengusung perdagangan kelapa sawit ke Uni Eropa. Hari mengusung tema tersebut dilatar belakangi oleh Indonesia memiliki coconut oil yang sangat melimpah sehingga dapat mendatangkan devisi yang sangat besar. Selain itu, sulitnya coconut oil masuk ke negara uni eropa yang dianggap merusak tatanan ekosistem dan ozon. Berdasarkan permasalahan tersebut, hari mengatakan bahwa “Saya berusaha melihat dengan strategi dan sudut pandang lain sehingga produk tersebut bisa masuk ke negera Uni Eropa meskipun dengan pihak ketiga,” pungkas Hari. (sch).