Mahasiswa Teknologi Pangan UAD, Dukung Pengembangan Produksi Garam di Wonoroto Bantul
Tim Program Peningkatan Kapasitas Ormawa (PPKO) Internal Himpunan Mahasiswa Teknologi Pangan (HMTP), berhasil membantu peningkatan kualitas produksi garam di Padukuhan Wonoroto, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tim PPKO HMTP dengan pendamping Ir. Muhammad Mar’ie Sirajuddin, S.Pt., M.Sc., IPP.
Sebelum melaksanakan kegiatan, Tim PPK Ormawa melaksanakan survei lokasi tambak garam yang dijadikan tempat produksi garam lokal Padukuhan Wonoroto. Tambak garam berada tidak jauh dari pantai dan pemukiman warga serta sudah menggunakan sistem garam tunnel. Sistem ini memiliki keunggulan yang mana proses produksinya tidak terganggu pada saat musim hujan serta panas yang dihasilkan lebih panas daripada sistem tradisional. Namun sangat disayangkan, tambak garam tersebut saat ini sudah berhenti berproduksi dikarenakan hasil garam yang masih berpasir sehingga mengalami penumpukan karena tidak dapat dikomersilkan. Salma Maulidya Prastiwi, mahasiswa Teknologi Pangan selaku ketua tim PPKO HMTP menginfokan jika tambak garam sudah berhenti beroperasi sejak tahun 2020 dan terjadi penumpukan garam sebanyak 40 ton. Hal ini terjadi karena adanya pembatalan permintaan dari konsumen. Adanya kesalahan pemasangan sistem tunnel bersirip mengakibatkan kontaminasi pasir dan tanah pada garam. Hal tersebut membuat garam yang dihasilkan menjadi tidak layak konsumsi sehingga saat ini hanya digunakan untuk pakan ternak dan sauna.
Setelah dilakukan survey, Ir. Muhammad Mar’ie Sirajuddin, S.Pt., M.Sc., IPP., selaku pembina PPKO HMTP menyerahkan secara resmi tim PPKO HMTP kepada Pemerintah Padukuhan Wonoroto, Kelurahan Gadingsari, Bantul untuk melaksanakan program yang sebelumnya telah disepakati secara bersama. Penerjunan tersebut dilakukan pada tanggal 18 Desember 2022.
Beberapa program yang dilakukan adalah pelatihan pembuatan garam untuk meningkatkan kualitas produk garam sehingga dapat digunakan dalam bidang pangan serta sosialisasi terkait kehalalan produk garam.
Tim PPKO HMTP berhasil melakukan pemurnian garam krosok menggunakan metode rekristalisasi. Penggunaan metode rekristalisasi membuat garam yang dihasilkan menjadi halus dan bersih. Garam yang dihasilkan diuji di Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Yogyakarta. Hasilnya menyatakan bahwa kontaminasi logam dan bahan pelarut lainnya sesuai dengan kadar SNI garam konsumsi sehingga produk garam yang dihasilkan layak untuk dikonsumsi. Metode rekristalisasi dilakukan dengan melarutkan 250 gram garam krosok dengan 1 liter air, kemudian dilakukan filtrasi atau penyaringan menggunakan saringan tahu. Filtrat yang dihasilkan direbus menggunakan api kecil sambil dilakukan pengadukan sehingga dihasilkan garam yang bertekstur halus dan bersih dari pasir serta tanah.
Salma selaku ketua PPKO HMTP mengatakan bahwa setiap 250 gram garam krosok yang dilarutkan dengan 1 liter air menghasilkan 230 gram garam murni setelah dilakukan rekristalisasi. Proses kristalisasi dengan cara perebusan air garam dilakukan untuk memisahkan asam dan kapur yang terkandung dalam garam. Saat proses perebusan, kandungan asam akan menguap sedangkan kandungan kapur akan mengeras dalam panci.
Sosialisasi Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) HMTP dilaksanakan dengan mitra Kelompok Swadaya Desa yang sebelumnya sudah disepakati bersama Dukuh Wonoroto, Pak Saihuddin. Kelompok Swadaya Desa ini terdiri dari Karang Taruna, Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), dan Ibu Rumah Tangga setempat pada hari Minggu, 31 Desember 2022. Tim PPK Ormawa HMTP melakukan Sosialisasi Sertifikasi Halal dengan Metode Self Declare untuk UMKM dengan Pembicara Bapak Ir. Muhammad Mar’ie Sirajuddin, S.Pt., M.Sc., IPP.